Rendah Hati, Tanda Nyata Keislaman yang Hakiki

Risalah Islam

Meneladani Rasulullah bukan hanya saat beribadah, tapi juga dalam bekerja, bersosial, berkeluarga, dan bahkan saat menghadapi masalah. Semakin kita meniru akhlak beliau, semakin dekat kita pada predikat Muslim sejati.

Menjadi Muslim sejati berarti siap menjalankan seluruh ajaran Allah dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan. Beliau adalah contoh terbaik dalam berbicara, bersikap, memimpin terlebih dalam sikapnya yang tawadhu.

Makna Tawadhu’

Tawadhu memiliki arti rendah hati, lawan dari sifat ini adalah takabur atau sombong. Orang yang memiliki sikap rendah hati tidak memandang rendah dirinya dari orang lain, sementara orang yang sombong memiliki sikap terlalu berlebihan dalam menghargai dirinya sendiri.

Rendah hati tidak sama dengan rendah diri karena rendah diri memiliki makna kehilangan kepercayaan diri. Sekalipun dalam realitanya orang yang rendah hati cenderung merendah dihadapan orang lain, dirinya tidak mau dilebih – lebihkan atas kemampuannya atau hal lainnya dihadapan orang lain, sikap ini bukan datang dari rasa tidak percaya diri akan tetapi sikap tersebut lahir kerendahan hati.

Hakikat Tawadhu’

Manusia merupakan makhluk lemah yang tidak berarti apa – apa dihadapan Allah, ia makhluk yang membutuhkan sandaran terhadap Allah. Manusia membutuhkan karunia, rahmat dari Allah, tanpa hal tersebut manusia tidak akan bertahan hidup bahkan tidak akan pernah bisa berdiri di atas permukaan bumi.

Orang yang tawadhu menyadari betul bahwa setiap yang dimilikinya. Fisik yang baik, bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, menyadari bahwa semua itu adalah karunia Allah. Sehingga ia tidak menyombongkan apa yang dimilikinya, Allah berfirman

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْـَٔرُونَ

Artinya: Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (An – Nahl : 53)

Tidak merendahkan derajat

Memiliki sikap tawadhu tidak akan membuat seseorang itu menjadi rendah derajatnya, akan tetapi sebaliknya dia akan dihormati dan dihargai. Orang – orang akan senang dan tidak ragu bergaul dan berteman dengannya, bahkan lebih dari itu derajatnya dihadapan Allah semakin tinggi.  Dalam sebuah hadis nabi disebutkan  “Tawadhu tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhulah kamu , niscaya Allah akan meninggikan derajatmu” (HR. Dailami).

Selain Allah mengangat deraja seseorang yang rendah hati, Allah juga akan memasukkannya menjadi kelompok hamba yang mendapatkan kasih sayang dari Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Furqon ayat 63.

Adapun contoh dari perilaku tawadhu antara lain, tidak menonjolkan diri dari orang – orang yang statusnya sama kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat Islam, bergaul dengan orang awam dan bersikap ramah serta tidak memandang rendah mereka, mau mengunjungi orang lain walaupun dengan status lebih rendah, tidak makan dan minum berlebihan serta berpakaian dengan tujuan memamerkan kemegahan dan kesombongan.

____

Nurul Wijaksono, Anggota BPK PDPM Kota Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *